“Berawal dari facebook baruku, kau datang mengisi hariku,……..
Lantunan lagu Gigi, kembali memutar ingatan Tiara pada cowok yang dikenalnya tiga bulan lalu lewat situs pertemanan Facebook. Memang sih banyak hal yang bisa terjadi karena pertemanan dunia maya ini, dan salah satunya adalah rajutan kisah cinta.
“Hmmm..apa kabar yah dia sekarang?” Tiara berucap lirih. Tak banyak yang bisa ia lakukan, terlebih setelah Tiara menghapus Yoga, cowok manis yang berhasil meruntuhkan pertahanan hati cewek yang tak pernah bisa mencintai kaum adam setelah kisah cintanya dengan sang senior di SMA dulu berakhir menyakitkan.
Tiara pun tak mau jatuh pamor kalau harus menelpon lebih dulu, ia coba menghilangkan ingatannya tentang cowok yang punya hobi mengotak atik komputer, dengan memainkan HP Sony Ericson miliknya.”Dorrr,..” Semua lamunan Tiara akhirnya benar-benar buyar karena ulah Cindy, sahabat yang sudah seperti saudara bagi gadis berlesung pipit ini.
“Lagi mikirin apa neng? Jangan bilang kamu memikirkan laki-laki tak berperasaan itu, dia tuh dak pantas buat kamu say, kamu terlalu baik untuk dia,”cerocos Cindy dengan tatapan yang penuh rasa dendam. Yah, sahabat Tiara yang satu ini, memang paling tak setuju kalau sahabat yang ia kenal sejak masuk perguruan kenamaan di Kota Bandung ini menjalin hubungan dengan Yoga, mahasiswa Fakultas Hukum yang kuliah di tempat berbeda dengan mereka.
“Cin, kenapa sih kamu begitu bencinya dengan Mas Yoga? Dia itu baik, penampilannya saja yang terlihat sangat cuek, padahal dia itu care kok ma aku,” jawab Tiara.
“Tapi Ti, dia itu tak tahu bagaimana membahagiakan wanita, dia tak bisa mengerti kamu, semenjak dekat dengan dia kamu menjadi orang lain, kamu tak lagi seperti Tiara yang ku kenal diawal masuk kampus ini, tapi yah aku senang akhirnya kamu memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengannya,”timpal Cindy, sembari mengusap rambut sahabat terbaiknya.
Pembicaraan tentang Yoga Perdana akhirnya terputus, Cindy harus masuk kelas dan melanjutkan pelajarannya. Sementara Tiara masih saja menerawang dan larut dengan pikiran tentang cowok yang kini tengah sibuk dengan Skripsinya.
Tiara pun memutuskan untuk membunuh kejenuhannya dengan berselancar di dunia maya. Beruntung kampus tempat ia dan Cindy kuliah dilengkapi fasilitas Hot Spot. Tiara pun memulai dengan membuka situs facebook.
Setelah hampir satu jam mengotak atik FBnya, Tiara pun beranjak ke kantin andalan kampusnya. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat sosok yang begitu ia kenali. “Itu kan Mas Yoga, cewek yang disampingnya itu siapa yah?” piker Tiara.
Dengan kekuatan penuh Tiara mendekati mahluk yang sedari tadi tampak sibuk dengan cewek manis yang duduk berhadapan dengannya. Dan ternyata tebakan Tiara benar, cowok itu adalah Yoga. Dan betapa terkejutnya Tiara saat ia tahu kalau cewek yang menemani Yoga adalah Cindy, sahabat yang begitu dia sayangi, sahabat yang sudah seperti saudara baginya. Butir-butir air mata pun mengalir membasahi wajah ayu mahasiswa semester lima itu.
“Tii….ini tak seperti yang kamu lihat, kami tak ada hubungan apa-apa, kebetulan Mas Yoga dan aku bertemu dan aku mengajaknya untuk ngobrol, sumpah Ti,.”ucap Cindy, sambil berusaha menahan Tiara yang sedari tadi ingin lari dan menghilang dari hadapan kedua mahluk tak berperasaan itu.
“Kalau pun kalian punya hubungan special, tak ada pengaruhnya bagi aku. Toh aku dan Mas Yoga udah putus, aku hanya heran kenapa orang yang begitu aku sayang bisa setega ini,”jawab Tiara, yang berusaha terlihat kuat, meski hatinya tak mampu lagi menahan rasa sakit.
“De..Maafkan aku, kalian berdua adalah wanita terbaik yang pernah aku temui, tapi aku tak mampu membohongi kata hatiku. Kalau ternyata Mas lebih nyaman jalan bareng Cindy, Mas tahu ini terlalu kejam buat kamu, tapi mas tak mampu lagi menahan perasaan ini,”bujuk Yoga, sambil berlutut di hadapan Tiara.
Mendengar jawaban Yoga, wajah Cindy berubah pucat. Dia tak menyangka kalau mahluk batu ini ternyata mencintai dirinya. “Apa maksud Mas? Hubungan kita tak lebih dari hubungan perteman, aku menganggap mas sebagai kakak dan teman, dan kalau disuruh memilih, aku akan lebih memilih sahabatku, terlalu bodoh jika aku harus mengorbankan hubungan persaudaraan kami, satu lagi yang harus mas tahu, aku seperti ini, karena aku ingin membuka mata Tiara, kalau cowok yang ia puja adalah seorang lelaki yang tak punya hati,” ungkap Cindy.
Tiara tak pernah menyangka, dia salah telah berpikir aneh tentang sahabatnya. Ternyata Cindy memang sahabat terbaik yang dikirimkan Tuhan untuknya. (Untuk semua sahabat terbaikku, Luv U)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar